Rabu, 18 Januari 2017

tugas vulva hygiene

PEMBAHASAN
A.  Vulva Hygiene
1.    Pengertian Vulva Hygiene
Hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti sehat.Vulva adalah organ eksteranal wanita. Hygiene vulva adalah suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan organ eksternal genetalia wanita. Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan oleh klien yang tidak mampu secara mandiri dalam membersihkan vulva. Juga merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan dalam prosedur asuhan kebidanan seperti, pemeriksaan dalam pada masa inpartu, pengambilan secret vagina dan lain- lain.
2.    Bagian-bagian vulva
Bagian-bagian yang termasuk vulva antara lain:
a.    Labia majora (bibir besar)
Adalah bantalan jaringan ikat longgar berlemak yang terbentuk dari otot polos. Organ ini relatif besar, berdaging, dan mengandung kelenjar yang mensekresikan sera minyak. Labia majora ini berbentuk oval bulat penuh yang mengelilingi sekitar vulva dari mons pubis hingga ke perineum dan berfungsi untuk melindungi serta menutupi sebagian atau seluruh labia minora, klitoris, urethra dan vagina. Terdapat pula pemisah membujur yang disebut “pudenda sumbing”. Setelah pubertas, labia majora bagian luar ditumbuhi rambut pubis. (menjaga dan merawat seksual wanita noor verawaty,sri dan rahayu, liswidyawati:2012)
b.    Labia minora (bibir kecil)
Adalah bibir bagian dalam vulva yang berfungsi melindungi bukaan vagina (introitu) dan bukaan urethra (meatus). Ukurannya sangat bervariasi antar wanita, dari yang kecil dan tipis hingga yang besar dan menonjol keluar majora. Bentuknya cenderung tidak teratur dan kurang simetris. Panjangnya bisa sangat kecil, bisa juga cukup lebar hingga sekitar 5 cm. Labia minora ini berada di balik majora dan mengelilingi bukaan vagina dan urethra. Labia minora disebut juga “kelopak bunga”.
Tidak terdapat rambut pubis pada labia minora, yang terdapat di sana hanyalah kelenjar sebasea. Labia ini kaya akan simpul saraf  dan membuatnya sangat sensitif terhadap ransangan, sentuhan dan tekanan. Saat terjadi stimulus seksual, darah mengalir ke dalam labia dan ukuran bibir bagian dalam bisa membesar hingga dua kali lipat. Pembesaran labia saat rangsangan seksual ini menambah kenikmatan seksual pada wanita.
c.    Mons pubis
Venus mound (mons veneris atau mons pubis) berarti “gunung venus” (dewi cinta romawi) adalah gundukan lemak empuk yang terdapat tepat di atas tulang panggul bagian depan. Area ini kay akan simpul saraf yang membuatnya sensitif terhadap sentuhan dan tekanan. Pada orang dewasa, area ini di tutupi oleh rambut pubis.
d.   Kelenjar bartholin
Kelenjar bartholin adalah kelenjar yang berlokasi di dekat bukaan vagina dan berfungsi untuk memprodukssi ciran (lendir) sekresi.
e.    Klitoris
Klitoris termasuk bagian yang tidak terlihat dari luar, juga sangat sensitif terhadap ransangan. Saat terjadi ransangan seksual, klitoris bisa berereksi, membesar, dipenuhi oleh darah, dan tudungnya tertarik sehingga kepala klitoris lebih terbuka. Klitoris memiliki peran penting dalam rangsangan seksual dan orgasme. Satu-satunya fungsi klitoris adalah untuk menambah kepusan seksual ketika berhubungn intim.
f.     Bukaan urethra (meatus)
Bukaan urethra terletak di bawah klitoris, diatas bukaan vagina. Walaupun urethra tidak berhubungan dengan seks atau reproduksi, organ ini termasuk ke dalam vulva. Urethra terhubung ke kandung kemih dan merupakan jalan keluar bagi urin. Panjang urethra pada wanita kurang lebih 4 cm.
g.    Bukaan vagina (introitus)
Secara teknis organ ini termasuk organ eksternal karena bisa dilihat drai luar. Sebuah cinci otot yang disebut otot bulbocavernosus, mengelilingi introitus. Otot ini adalah otot spincter (cincin otot melingkar yang mengelilingi bukaan atau jalan masuk didalam tubuh yang membuka dan menutup dengan cara mengerut), otot ini bisa menekan dan meremas sendiri. Introitus memiliki banyak ujung saraf sehingga area ini sangatlah sensitif.
h.    Perineum
Parineum adalah kulit yang terbentang pendek, dimulai dari bagian bawah vulva hingga ke anus. Parineum ialah area berbentuk berlian yang terletak diantara simfisis pubis (persendian yang dibentuk oleh dua os pubis yang saling bertemu) dan tulang ekor. Daerah ini membentuk dasar panggul dan berisi organ seks eksternal serta bukaan anus. Lebih jauh lagi parineum bisa di bagi menjadi segitiga urogenital di bagian depan dan segitiga anal di bagian belakang.
Pada sejumlah wanita, parineum bisa robek saat melahirkan bayi dan ini adalah sesuatu yang alami. Namun, beberapa dokter lebih memilih untuk memotong parineum terlebih dahulu dengan alasan sobekan alami yang akan terjadi nanti bisa saja tidak terkendalidan lebih berbahaya daripada potongan presisi yang dilakukan dengan menggunakan pisau bedah. Pemotongan ini disebut episiotomy.
i.      Vestibulum
Daerah dengan batas atas klitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora. Vestibulum berasal dari sinus urogenital. (kesehatan reproduksi dan HIV-AIDS Noviana, nana:2013)
B.  Pentingnya membersihkan organ kelamin eksternal
Organ reproduksi sangat penting untuk di bersihkan karena jika tidak dibersihkan akan memicuh timbulnya beberapa penyakit seperti keputihan dan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR). Penyakit keputihan dan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembangbiaknya kuman penyebab infeksi ke dalam saluran reproduksi. Kuman penyebab infeksi tersebut dapat berupa jamur, virus dan parasit. Kuman, jamur, virus dan parasit dapat tumbuh  karena kurangnya kebersihan alat kelamin, terutama saat menstruasi. Penyakit Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) merupakan penyakit yang menular melalui hubungan seksual. (Kumalasari, Intan dan Andhyantoro, Iwan: 2012 kesehatan reproduksi untuk mahasiswa kebidanan dan keperawatan).
Ada beberapa Penyakit Menular Seksual (PMS) yang tergolong sebagai Penyakit Infeksi Saluran Reproduksi (ISR), yaitu sebagai berikut:
1.    Gonore (GO atau kencing nanah)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Nisseria gonorrhea dengan masa inkubasi antara 2-10 hari setelah masuk ke dalam tubuh. Pada wanita umumnya tidak menimbulkan tanda dan gejala. Tanda dan gejala ini bisa ditemukan pada sebagian wanita kepada wanita ketika melakukan pemeriksaan antenatal dan pemeriksaan IUD, seperti keputihan kental, berwarna kekuningan, nyeri pada pinggul, sakit sewaktu menstruasi dan uretritis ysng menimbulkan keluhan nyeri saat kencing.
2.    Sifilis (raja singa)
Penyakit ini disebabkan oleh kuman Treponema Pallidum dengan masa tanpa gejala antara 2-6 minggu bahkan terkadang sampai tiga bulan sesudah kuman masuk dalam tubuh melalui hubungan seksual.
Gejala yang ditimbulkan luka pada kemaluan tanpa rasa nyeri, biasanya tunggal dan kadang-kadang bisa sembuh sendiri; bintil/bercak merah di tubuh, tanpa gejala klinis yang jelas; kelainan saraf, jantung, pembuluh darah dan kulit.
Komplikasinya dapat menyebabkan kerusakan berat pada otak dan jantung jika tidak diobati; selama masa kehamilan dapat ditularkan pada bayi dalam kandungan dan dapat menyebabkan keguguran atau lahir cacat; memudahkan penularan HIV.
3.    Herpes genitalis
Penyakit ini disebabkan oleh virus Herpes Simplex tipe 1 dan 2 dengan masa inkubasi antara 4-7 hari setelah virus berada dalam tubuh, dimulai dengan rasa terbakar atau kesemutan pada tempat masuknya virus.
Gejala yang ditimbulkan  bintik-bintik berkelompok seperti anggur berair dan nyeri pada kemaluan; kemudian pecah dan meninggalkan luka yang kering berkerak, lalu hilang dengan sendirinya; dapat muncul lagi seperti gejala awal, biasanya hilang dan timbul, kambuh apabila ada faktor pencetus, misalnya karena stres, menstruasi, makan/minum beralkohol, hubungan seks berlebihan dan bisa menetap seumur hidup.
Komplikasinya dapat menyebabkan rasa nyeri berasal dari saraf; tertular pada bayi dan menyebabkan lahir muda, cacat bayi dan lahir mati; radang tenggorokan (faringitis) dan kanker rahim.
4.    Kandidiasis (jamur)
Infeksi kandidas disebabkan oleh jamur Candida albicans yang pada umunya terdapat di susu dan vagina. Gejala yang ditimbulkan bisa berupa keputihan menyerupai keju disertai lecet serta rasa gatal dan iritasi di daerah bibir kemaluan dan berbau khas, akibatnya dapat memudahkan penularan HIV/AIDS.
C.  Komponen Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Vulva Hygiene
Komponen pemenuhan vulva hygiene, yaitu:
1.    Fase orientasi
1)   Salam Terapeutik
2)   Evaluasi/validasi kondisi klien
3)    Kontrak : topic/waktu/tempat
2.    Fase kerja
a.    Persiapan alat
1)   Waskom
2)   Sabun
3)   Waslap
4)   Kapas savlon
5)   Selimut mandi
6)   Alas bokong
7)   Bedpan/pispot
8)   Sarng tangan bersih
9)   Scerem/sampiran
10)         Nierbecken/bengkok
b.    Cara kerja
1)   Jelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan pada pasien
2)   Cuci tangan
3)   Sambil berkomunikasi pasang sampiran dan tutup pintu ruangan, dekatkan peralatan
4)   Sambil berkomunikasi, atur posisi pasien pada posisi Dorsal recumbent
5)   Sambil berkomunikasi pasang alas bokong dan letakkan bedpan dibawah bokong pasien
6)   Sambil berkomunikasi, pasang selimut mandi dengan salah satu sudut berada diantara kedua kaki, kemudian lilitkan kedua ujung kiri dan kanan di masing-masing paha klien
7)   Isi waskon dengan air hangat 410C – 430C
8)   Tempatkan baskon yang berisi air dan kapas savlon kedekat pasien
9)   Sambil berkomunikasi fleksikan lutut pasien
10)         Pasang sarung tangan
11)         Sambil berkomunikasi angkat selimut mandi yang menutupi genetalia, letakkan diatas abdomen
12)         Cuci dan keringkan paha atas
13)         Cuci labia mayora dengan kapas savlon
14)         Sambil berkomunikasi, dengan tanga yang tidak dominan renggangkan labia mayora
15)         Sambil berkomunikasi, dengan memakai tangan dominan lakukan vulva hygiene dengan kapas savlon dari atas kebawa, mulai dari sisi luar kiri kanan menuju ketengah (minimal 5 kali usapan), setiap kapas savlon hanya dipakai untuk satu kali usapan lalu buang.
16)         Sambil berkomunikasi, cuci area pubik menuju ke anus dengan gosokan lembut menggunakan kapas savlon/waslap
17)         Jika klien mengunakan bedpan, siramkan air hangat ke atas area perineum
18)         Sambil berkomunikasi, keringkan daerah perineum dengan handuk
19)         Sambil berkomunikasi, letakkan kembali sudut selimut mandi diantara kedua paha
20)         Sambil berkomunikasi, angkat bedpan dan bantu pasien ke posisi miring
21)         Sambil berkomunikasi, bersihkan daerah anus dengan gosokan lembut mengunakan waslpa dari arah vagina menuju kearah anus sampai bersih dan keringkan dengan handuk
22)         Lepas sarung tangan dan bantu klien kembali keposisi semula
23)         ambil berkomunikasi, angkat selimut mandi alas bokong dan pasang selimut dan rapikan pasien
24)         Cuci tangan
25)         Catat hasil tindakan (jumlah dan karakter secrat dan kondisi genetalia)
c.    Fase terminasi
1)   Evaluasi respon klien
a)    Evaluasi subjektif
b)   Evaluasi objektif
2)   Tindak lanjut klien
3)   Kontrak : topic/waktu/tempat
d.   Hal -hal yang perlu di perhatikan selama Hygiene vulva
1)      Amati mons veneris untuk :
2)   Inspeksi labia mayora dan perineum untuk :
3)   Inspeksi labia minora untuk melihat :
4)   inspeksi klitoris untuk melihat :
5)   inspeksi orifisium urethra untuk melihat :
6)   inspeksi introitus vagina untuk melihat :
D.  Cara Menjaga dan Merawat Reproduksi Eksternal
Ada beberapa cara untuk membersihkan alat reproduksi, yaitu:
1.    Ratakan busa pada kain lap atau spons dengan sabun alai yang lembut dan air hangat. Hindari menggunakan sabun dengan parfum berat atau antiseptik yang dapat membuang keseimbangan bakteri sehat dan mengiritasi kulit sensitif di sekitar vagina.
2.    Bersihkan lipatan di sekitar klitoris anda. Gunakan kain yang lembut untuk membersihkan kulit di kedua sisi klitoris.
3.    Cuci vulva dan vagina anda.
4.    Cuci parineum anda.
5.    Cuci daerah anal terakhir anda. Jangan menyentuh daerah vagina anda setelah mencuci anus.
6.    Membasuh vagina anda setidaknya dilakukan sekali dalam sehari. Jika anda berhubungan seks, anda mungkin ingin mencuci kedua kalinya untuk merasa segar dan bersih. Meskipun mencuci setelah berhubungan seks tidak akan mencegah kehamilan.
               Adapun cara memelihara vagina agar tetap sehat, yaitu sebagai berikut:
1.    Jaga kebersihan di sekitar vagina setelah buang air kecil dan buang air besar, bilas dari arah depan (vagina) ke belakang (anus). Daerah anus mempunyai banyak mempunyai banyak kuman dan jika membersihkan anus dan vagina secara bolak balik akan memudahkan vagina terinfeksi kuman dari anus. Jaga vagina agar tidak lembab. setelah vagina dibilas dengan air bersih, keringkan sebelum anda memakai celana dalam. Suasana lembab dapat memicuh tumbuhnya jamur.
2.    Bau pada vagina berasal dari luar vagina sehingga cukup bersihkan daerah luar vagina dengan sabun yang lembut dan air. Buka lipatan bibir vagina dan bersihkan daerah lipatan tersebut yang terlihat. Jangan membersihkan bagian yang tersembunyi. Saat ini telah tersedia sabun yang mempunyai pH yang sesuai dengan pH vagina.
3.    Dalam menstruasi, setidaknya ganti pembalut tiga kali sehari untuk mencegah bakteri dan gatal pada vagina. Jangan gunakan pembalut atau party liner lebih lama untuk mencegah iritasi kulit.
4.    Gunakan celana dalam yang berbahan katun. Bahan katun relatif lebih cepat kering dan memungkinkan udara dalam vagina mengalir bebas. Hal ini penting untuk mencegah pertumbuhan bakteri karena lembab yang dapat memicuh tumbuhnya jamur.
5.    Sebaiknya segera ganti celana apabila basah dan keringat, apalagi untuk yang berbadan gemuk. Usahakan daerah kemaluan dan selangkaan selalu kering.
6.    Mencukur rambut kemaluan secara teratur. Hal itu karena rambut kemaluan dapat juga ditumbuhi sejenis jamur atau kutu sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman dan gatal bagi kita.
7.    Biasakan kencing setelah melakukan hubungan seksual. Cara ini dapat mencegah terjadinya infeksi saluran kencing.
8.    Lakukan pola hidup yang sehat, rawat kesehatan secara umum dan konsumsi asupan makanan yang bergizi seimbang seperti makan buah nanas, stroberi, dan buah-buahan yang memiliki kandungan air yang tinggi yang dapat membuat anda terhidrasi. membantu membersihkan tubuh dari segala racun yang membantu meminimalisir bau tak sedap yang dikeluarkan oleh vagina.




DAFTAR PUSTAKA
Noor Verawaty,Sri dan Rahayu, Liswidyawati.2012. Merawat dan menjaga kesehatan seksual wanita. Bandung:
Kumalasari, Intan dan Andhyantoro, Iwan.2012. Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan.Jakarta: Selemba Medika.
Noviana, nana.2013.Catatan Kuliah Kesehatan Reproduksi dan HIV/AIDS.Jakarta: Trans Info Media.
Sari, Wening dkk.2012.Paduan Lengkap Kesehatan Wanita.Jakarta: Penebar Plus

Jogasmara, Erryga.2010.Buku Pintar Keluarga Sehat. Jakarta: Gramedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar