PEMBAHASAN
A.
Vulva
Hygiene
1. Pengertian
Vulva Hygiene
Hygiene
berasal dari bahasa Yunani yang berarti sehat.Vulva adalah organ eksteranal
wanita. Hygiene vulva adalah suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan
organ eksternal genetalia wanita. Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
oleh klien yang tidak mampu secara mandiri dalam membersihkan vulva. Juga
merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan dalam prosedur asuhan kebidanan
seperti, pemeriksaan dalam pada masa inpartu, pengambilan secret vagina dan
lain- lain.
2. Bagian-bagian
vulva
Bagian-bagian
yang termasuk vulva antara lain:
a. Labia
majora (bibir besar)
Adalah
bantalan jaringan ikat longgar berlemak yang terbentuk dari otot polos. Organ
ini relatif besar, berdaging, dan mengandung kelenjar yang mensekresikan sera
minyak. Labia majora ini berbentuk oval bulat penuh yang mengelilingi sekitar
vulva dari mons pubis hingga ke perineum dan berfungsi untuk melindungi serta
menutupi sebagian atau seluruh labia minora, klitoris, urethra dan vagina.
Terdapat pula pemisah membujur yang disebut “pudenda sumbing”. Setelah
pubertas, labia majora bagian luar ditumbuhi rambut pubis. (menjaga dan merawat
seksual wanita noor verawaty,sri dan rahayu, liswidyawati:2012)
b. Labia
minora (bibir kecil)
Adalah bibir bagian
dalam vulva yang berfungsi melindungi bukaan vagina (introitu) dan bukaan
urethra (meatus). Ukurannya sangat bervariasi antar wanita, dari yang kecil dan
tipis hingga yang besar dan menonjol keluar majora. Bentuknya cenderung tidak
teratur dan kurang simetris. Panjangnya bisa sangat kecil, bisa juga cukup
lebar hingga sekitar 5 cm. Labia minora ini berada di balik majora dan
mengelilingi bukaan vagina dan urethra. Labia minora disebut juga “kelopak
bunga”.
Tidak terdapat rambut
pubis pada labia minora, yang terdapat di sana hanyalah kelenjar sebasea. Labia
ini kaya akan simpul saraf dan membuatnya
sangat sensitif terhadap ransangan, sentuhan dan tekanan. Saat terjadi stimulus
seksual, darah mengalir ke dalam labia dan ukuran bibir bagian dalam bisa
membesar hingga dua kali lipat. Pembesaran labia saat rangsangan seksual ini
menambah kenikmatan seksual pada wanita.
c. Mons
pubis
Venus mound (mons
veneris atau mons pubis) berarti “gunung venus” (dewi cinta romawi) adalah
gundukan lemak empuk yang terdapat tepat di atas tulang panggul bagian depan.
Area ini kay akan simpul saraf yang membuatnya sensitif terhadap sentuhan dan
tekanan. Pada orang dewasa, area ini di tutupi oleh rambut pubis.
d. Kelenjar
bartholin
Kelenjar
bartholin adalah kelenjar yang berlokasi di dekat bukaan vagina dan berfungsi
untuk memprodukssi ciran (lendir) sekresi.
e. Klitoris
Klitoris
termasuk bagian yang tidak terlihat dari luar, juga sangat sensitif terhadap
ransangan. Saat terjadi ransangan seksual, klitoris bisa berereksi, membesar,
dipenuhi oleh darah, dan tudungnya tertarik sehingga kepala klitoris lebih
terbuka. Klitoris memiliki peran penting dalam rangsangan seksual dan orgasme.
Satu-satunya fungsi klitoris adalah untuk menambah kepusan seksual ketika
berhubungn intim.
f. Bukaan
urethra (meatus)
Bukaan
urethra terletak di bawah klitoris, diatas bukaan vagina. Walaupun urethra tidak
berhubungan dengan seks atau reproduksi, organ ini termasuk ke dalam vulva.
Urethra terhubung ke kandung kemih dan merupakan jalan keluar bagi urin.
Panjang urethra pada wanita kurang lebih 4 cm.
g. Bukaan
vagina (introitus)
Secara
teknis organ ini termasuk organ eksternal karena bisa dilihat drai luar. Sebuah
cinci otot yang disebut otot bulbocavernosus, mengelilingi introitus. Otot ini
adalah otot spincter (cincin otot melingkar yang mengelilingi bukaan atau jalan
masuk didalam tubuh yang membuka dan menutup dengan cara mengerut), otot ini
bisa menekan dan meremas sendiri. Introitus memiliki banyak ujung saraf
sehingga area ini sangatlah sensitif.
h. Perineum
Parineum
adalah kulit yang terbentang pendek, dimulai dari bagian bawah vulva hingga ke
anus. Parineum ialah area berbentuk berlian yang terletak diantara simfisis
pubis (persendian yang dibentuk oleh dua os pubis yang saling bertemu) dan
tulang ekor. Daerah ini membentuk dasar panggul dan berisi organ seks eksternal
serta bukaan anus. Lebih jauh lagi parineum bisa di bagi menjadi segitiga
urogenital di bagian depan dan segitiga anal di bagian belakang.
Pada
sejumlah wanita, parineum bisa robek saat melahirkan bayi dan ini adalah
sesuatu yang alami. Namun, beberapa dokter lebih memilih untuk memotong parineum
terlebih dahulu dengan alasan sobekan alami yang akan terjadi nanti bisa saja
tidak terkendalidan lebih berbahaya daripada potongan presisi yang dilakukan
dengan menggunakan pisau bedah. Pemotongan ini disebut episiotomy.
i. Vestibulum
Daerah
dengan batas atas klitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora.
Vestibulum berasal dari sinus urogenital. (kesehatan reproduksi dan HIV-AIDS Noviana,
nana:2013)
B.
Pentingnya
membersihkan organ kelamin eksternal
Organ
reproduksi sangat penting untuk di bersihkan karena jika tidak dibersihkan akan
memicuh timbulnya beberapa penyakit seperti keputihan dan Infeksi Saluran
Reproduksi (ISR). Penyakit keputihan dan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) ini
merupakan penyakit yang disebabkan oleh masuk dan berkembangbiaknya kuman
penyebab infeksi ke dalam saluran reproduksi. Kuman penyebab infeksi tersebut
dapat berupa jamur, virus dan parasit. Kuman, jamur, virus dan parasit dapat
tumbuh karena kurangnya kebersihan alat
kelamin, terutama saat menstruasi. Penyakit Infeksi Saluran Reproduksi (ISR)
merupakan penyakit yang menular melalui hubungan seksual. (Kumalasari, Intan
dan Andhyantoro, Iwan: 2012 kesehatan reproduksi untuk mahasiswa kebidanan dan
keperawatan).
Ada
beberapa Penyakit Menular Seksual (PMS) yang tergolong sebagai Penyakit Infeksi
Saluran Reproduksi (ISR), yaitu sebagai berikut:
1. Gonore
(GO atau kencing nanah)
Penyakit
ini disebabkan oleh bakteri Nisseria
gonorrhea dengan masa inkubasi antara 2-10 hari setelah masuk ke dalam
tubuh. Pada wanita umumnya tidak menimbulkan tanda dan gejala. Tanda dan gejala
ini bisa ditemukan pada sebagian wanita kepada wanita ketika melakukan
pemeriksaan antenatal dan pemeriksaan IUD, seperti keputihan kental, berwarna
kekuningan, nyeri pada pinggul, sakit sewaktu menstruasi dan uretritis ysng
menimbulkan keluhan nyeri saat kencing.
2. Sifilis
(raja singa)
Penyakit
ini disebabkan oleh kuman Treponema
Pallidum dengan masa tanpa gejala antara 2-6 minggu bahkan terkadang sampai
tiga bulan sesudah kuman masuk dalam tubuh melalui hubungan seksual.
Gejala
yang ditimbulkan luka pada kemaluan tanpa rasa nyeri, biasanya tunggal dan
kadang-kadang bisa sembuh sendiri; bintil/bercak merah di tubuh, tanpa gejala
klinis yang jelas; kelainan saraf, jantung, pembuluh darah dan kulit.
Komplikasinya
dapat menyebabkan kerusakan berat pada otak dan jantung jika tidak diobati;
selama masa kehamilan dapat ditularkan pada bayi dalam kandungan dan dapat
menyebabkan keguguran atau lahir cacat; memudahkan penularan HIV.
3. Herpes
genitalis
Penyakit
ini disebabkan oleh virus Herpes Simplex
tipe 1 dan 2 dengan masa inkubasi antara 4-7 hari setelah virus berada dalam
tubuh, dimulai dengan rasa terbakar atau kesemutan pada tempat masuknya virus.
Gejala
yang ditimbulkan bintik-bintik
berkelompok seperti anggur berair dan nyeri pada kemaluan; kemudian pecah dan
meninggalkan luka yang kering berkerak, lalu hilang dengan sendirinya; dapat
muncul lagi seperti gejala awal, biasanya hilang dan timbul, kambuh apabila ada
faktor pencetus, misalnya karena stres, menstruasi, makan/minum beralkohol,
hubungan seks berlebihan dan bisa menetap seumur hidup.
Komplikasinya
dapat menyebabkan rasa nyeri berasal dari saraf; tertular pada bayi dan
menyebabkan lahir muda, cacat bayi dan lahir mati; radang tenggorokan
(faringitis) dan kanker rahim.
4. Kandidiasis
(jamur)
Infeksi
kandidas disebabkan oleh jamur Candida
albicans yang pada umunya terdapat di susu dan vagina. Gejala yang
ditimbulkan bisa berupa keputihan menyerupai keju disertai lecet serta rasa
gatal dan iritasi di daerah bibir kemaluan dan berbau khas, akibatnya dapat
memudahkan penularan HIV/AIDS.
C.
Komponen
Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Vulva Hygiene
Komponen
pemenuhan vulva hygiene, yaitu:
1.
Fase orientasi
1)
Salam Terapeutik
2)
Evaluasi/validasi kondisi klien
3)
Kontrak : topic/waktu/tempat
2.
Fase kerja
a.
Persiapan alat
1)
Waskom
2)
Sabun
3)
Waslap
4)
Kapas savlon
5)
Selimut mandi
6)
Alas bokong
7)
Bedpan/pispot
8)
Sarng tangan bersih
9)
Scerem/sampiran
10)
Nierbecken/bengkok
b.
Cara kerja
1)
Jelaskan tujuan tindakan yang akan
dilakukan pada pasien
2)
Cuci tangan
3)
Sambil berkomunikasi pasang sampiran
dan tutup pintu ruangan, dekatkan peralatan
4)
Sambil berkomunikasi, atur posisi
pasien pada posisi Dorsal recumbent
5)
Sambil berkomunikasi pasang alas
bokong dan letakkan bedpan dibawah bokong pasien
6)
Sambil berkomunikasi, pasang selimut
mandi dengan salah satu sudut berada diantara kedua kaki, kemudian lilitkan
kedua ujung kiri dan kanan di masing-masing paha klien
7)
Isi waskon dengan air hangat 410C –
430C
8)
Tempatkan baskon yang berisi air dan
kapas savlon kedekat pasien
9)
Sambil berkomunikasi fleksikan lutut
pasien
10)
Pasang sarung tangan
11)
Sambil berkomunikasi angkat selimut
mandi yang menutupi genetalia, letakkan diatas abdomen
12)
Cuci dan keringkan paha atas
13)
Cuci labia mayora dengan kapas
savlon
14)
Sambil berkomunikasi, dengan tanga
yang tidak dominan renggangkan labia mayora
15)
Sambil berkomunikasi, dengan memakai
tangan dominan lakukan vulva hygiene dengan kapas savlon dari atas kebawa,
mulai dari sisi luar kiri kanan menuju ketengah (minimal 5 kali usapan), setiap
kapas savlon hanya dipakai untuk satu kali usapan lalu buang.
16)
Sambil berkomunikasi, cuci area
pubik menuju ke anus dengan gosokan lembut menggunakan kapas savlon/waslap
17)
Jika klien mengunakan bedpan,
siramkan air hangat ke atas area perineum
18)
Sambil berkomunikasi, keringkan
daerah perineum dengan handuk
19)
Sambil berkomunikasi, letakkan
kembali sudut selimut mandi diantara kedua paha
20)
Sambil berkomunikasi, angkat bedpan
dan bantu pasien ke posisi miring
21)
Sambil berkomunikasi, bersihkan
daerah anus dengan gosokan lembut mengunakan waslpa dari arah vagina menuju
kearah anus sampai bersih dan keringkan dengan handuk
22)
Lepas sarung tangan dan bantu klien
kembali keposisi semula
23)
ambil berkomunikasi, angkat selimut
mandi alas bokong dan pasang selimut dan rapikan pasien
24)
Cuci tangan
25)
Catat hasil tindakan (jumlah dan
karakter secrat dan kondisi genetalia)
c.
Fase terminasi
1)
Evaluasi respon klien
a)
Evaluasi subjektif
b)
Evaluasi objektif
2)
Tindak lanjut klien
3)
Kontrak : topic/waktu/tempat
d.
Hal -hal yang perlu di perhatikan
selama Hygiene vulva
1)
Amati mons veneris untuk :
2)
Inspeksi labia mayora dan perineum
untuk :
3)
Inspeksi labia minora untuk melihat
:
4)
inspeksi klitoris untuk melihat :
5)
inspeksi orifisium urethra untuk
melihat :
6)
inspeksi introitus vagina untuk
melihat :
D.
Cara
Menjaga dan Merawat Reproduksi Eksternal
Ada
beberapa cara untuk membersihkan alat reproduksi, yaitu:
1.
Ratakan busa pada kain
lap atau spons dengan sabun alai yang lembut dan air hangat. Hindari menggunakan
sabun dengan parfum berat atau antiseptik yang dapat membuang keseimbangan
bakteri sehat dan mengiritasi kulit sensitif di sekitar vagina.
2.
Bersihkan lipatan di
sekitar klitoris anda. Gunakan kain yang lembut untuk membersihkan kulit di
kedua sisi klitoris.
3.
Cuci vulva dan vagina
anda.
4.
Cuci parineum anda.
5.
Cuci daerah anal
terakhir anda. Jangan menyentuh daerah vagina anda setelah mencuci anus.
6.
Membasuh vagina anda
setidaknya dilakukan sekali dalam sehari. Jika anda berhubungan seks, anda
mungkin ingin mencuci kedua kalinya untuk merasa segar dan bersih. Meskipun
mencuci setelah berhubungan seks tidak akan mencegah kehamilan.
Adapun cara memelihara vagina
agar tetap sehat, yaitu sebagai berikut:
1. Jaga
kebersihan di sekitar vagina setelah buang air kecil dan buang air besar, bilas
dari arah depan (vagina) ke belakang (anus). Daerah anus mempunyai banyak
mempunyai banyak kuman dan jika membersihkan anus dan vagina secara bolak balik
akan memudahkan vagina terinfeksi kuman dari anus. Jaga vagina agar tidak
lembab. setelah vagina dibilas dengan air bersih, keringkan sebelum anda
memakai celana dalam. Suasana lembab dapat memicuh tumbuhnya jamur.
2. Bau
pada vagina berasal dari luar vagina sehingga cukup bersihkan daerah luar
vagina dengan sabun yang lembut dan air. Buka lipatan bibir vagina dan
bersihkan daerah lipatan tersebut yang terlihat. Jangan membersihkan bagian
yang tersembunyi. Saat ini telah tersedia sabun yang mempunyai pH yang sesuai
dengan pH vagina.
3. Dalam
menstruasi, setidaknya ganti pembalut tiga kali sehari untuk mencegah bakteri
dan gatal pada vagina. Jangan gunakan pembalut atau party liner lebih lama
untuk mencegah iritasi kulit.
4. Gunakan
celana dalam yang berbahan katun. Bahan katun relatif lebih cepat kering dan
memungkinkan udara dalam vagina mengalir bebas. Hal ini penting untuk mencegah
pertumbuhan bakteri karena lembab yang dapat memicuh tumbuhnya jamur.
5. Sebaiknya
segera ganti celana apabila basah dan keringat, apalagi untuk yang berbadan
gemuk. Usahakan daerah kemaluan dan selangkaan selalu kering.
6. Mencukur
rambut kemaluan secara teratur. Hal itu karena rambut kemaluan dapat juga
ditumbuhi sejenis jamur atau kutu sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman dan
gatal bagi kita.
7. Biasakan
kencing setelah melakukan hubungan seksual. Cara ini dapat mencegah terjadinya
infeksi saluran kencing.
8. Lakukan
pola hidup yang sehat, rawat kesehatan secara umum dan konsumsi asupan makanan
yang bergizi seimbang seperti makan buah nanas, stroberi, dan buah-buahan yang
memiliki kandungan air yang tinggi yang dapat membuat anda terhidrasi. membantu
membersihkan tubuh dari segala racun yang membantu meminimalisir bau tak sedap
yang dikeluarkan oleh vagina.
DAFTAR PUSTAKA
Noor
Verawaty,Sri dan Rahayu, Liswidyawati.2012. Merawat
dan menjaga kesehatan seksual wanita. Bandung:
Kumalasari,
Intan dan Andhyantoro, Iwan.2012. Kesehatan
Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan.Jakarta: Selemba
Medika.
Noviana,
nana.2013.Catatan Kuliah Kesehatan
Reproduksi dan HIV/AIDS.Jakarta: Trans Info Media.
Sari,
Wening dkk.2012.Paduan Lengkap Kesehatan
Wanita.Jakarta: Penebar Plus
Jogasmara,
Erryga.2010.Buku Pintar Keluarga Sehat.
Jakarta: Gramedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar